Selasa, 07 Juli 2009

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Bagian 1)

Oleh : Ahmad Yasluh
A. Pendahuluan
Akhir-akhir ini ada kecenderungan para peneliti pendidikan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas. Apa penelitian kelas itu? Apa bedanya pendlitian tindakan kelas dengan jenis penelitian pendidikan yang lain? Pemahaman atas pertanyaan ini penting dikuasai oleh para guru agar pelaksanaan penelitian yang dilaksanakannya mempunyai arah yang jelas.
Jenis penelitian pendidikan dapat dikelompokkan menurut bidang, tujuan metode, tingkat eksplanasi, dan waktunya. Ditinjau dari segi bidang kajian yang diteliti, penelitian pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu penelitian akademis, penelitian profesional, dan penelitian institusional. Ditinjau dari segi tujuan penelitian pendidikan dapat dipilah menjadi 2 jenis, yaitu penelitian murni, dan penelitian terapan. Ditinjau dari segi tingkat eksplanasinya, penelitian pendidikan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu penelitian deskriptif, penelitian komparatif, dan penelitian asosiatif. Ditinjau dari segi waktu pelaksanaannya, penelitian pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu penelitian cros sectional, dan penelitian longitudinal. Ditinjau dari segi metode yang digunakan, penelitian pendidikan dapat dibedakan menjadi 9 jenis, yaitu survey, expostfacto, eksperimen, naturalistic, policy research, evaluation research, action research, sejarah, dan research and development.
Dari uraian di atas Anda dapat menemukan bahwa salah satu metode penelitian pendidikan adalah penelitian action research. Action research atau sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan Penelitian Tindakan Kelas, merupakan suatu proses penelitian yang menekankan tujuan penelitian pada peningkatan atau pengembangn kondisi-kondisi obyek penelitian. Ciiri khusus yang lain yang dapat Anda gunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu penelitian merupakan penelitian tindakan adalah :
1. Proses penelitian dilaksanakan melalui refleksi diri;
2. Dalam penelitian tindakan obyek penelitian dan peneliti terlibat dalam situasi yang diteliti;
3. Penelitian tindakan dilaksanakan dalam situasi sosial, termasuk di dalamnya situasi pendidikan.
Penelitian jenis ini dapat dilaksanakan untuk mengkaji masalah belajar siswa, masalah pengembangan profesionalisme guru, masalah manajemen kelas, masalah strategi pembelajaran, masalah pengembangan sikap siswa, masalah penggunaan media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran, masalah sistem assesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran, masalah kurikulum, dan lain sebagainya.
Masalah-masalah sebagaimana diutarakan di atas dapat terjadi secara bersamaan. Mungkin juga hanya sebagian dari masalah itu yang belum tampak, tetapi kemungkinan masalah itu akan muncul di kemudian hari. Permasalahan tersebut ada yang terjadi di lingkup sekolah, ada pula yang terjadi hanya di lingkup kelas. Masalah yang terjadi di lingkup sekolah misalnya, bagaimana mereduksi kebiasaan peserta didik membolos ketika hari pasaran, bagaimana meningkatkan minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan ekstra kurikuler, bagaimana meningkatkan minat peserta didik membaca di perpustakaan sekolah, dan sebagainya. Permasalahan yang terjadi di lingkup kelas, misalnya bagaimana meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran, bagaimana mengubah sikap peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu, dan lain sebagainya.
Jika Anda meneliti masalah-masalah yang terjadi dalam lingkup kelas, maka Anda melakukan penelitian tindakan kelas. Artinya, Anda melakukan penelitian tindakan untuk mengkaji masalah yang terjadi di dalam kelas Anda. Jadi penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu bentuk penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki atau mengikatkan kualitas proses pembelajaran.
Tujuan penelitian tindakan kelas secara umum adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, dan memperbaiki proses dan hasil pembelajaran. Secara khusus penelitian tindakan kelas bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis sumber dan letak kesulitan belajar siswa.
2. Meningkatkan kemampuan guru menerapkan strategi pembelajaran.
3. Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan sumber belajar.
4. Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran.
5. meningkatkan motivasi belajar siswa.
6. Mengembangkan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
7. Mengembangkan minat baca siswa.
8. merekonstruksi silabus mata pelajaran.
9. Mengembangkan sistem assesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
10. Mengembangkan pengelolaan proses pembelajaran.
B. Menentukan masalah penelitian.
Lihat bagian 2 ..........................